Curhat dikit. Pada jaman dahulu kala, sekitar awal tahun 2000 dan lipstik Maybelline Watershine seharga Rp. 25.000 menurut saya masih mahal banget, saya sering berburu kosmetik yang harganya murah. Gak peduli kualitasnya, yang penting bagi saya ya murah. Asal keliatan cakep, walaupun saya menderita memakainya, ya gapapa. Yang penting gaya.
Tempat saya sering cari kosmetik murah itu di gerai-gerai di mall, yang biasanya ada mba-mba jual palet MAC dan blusher Anna Sui abal. Hehehe... Ya di mana lagi coba? Di sanalah saya banyak melihat lipstik Just Miss ini dijembreng. Iseng saya beli lipstiknya yang bentuk pensil, harganya murah banget cuma lima ribu perak. Warnanya pink pucat pearly. Baunya, jujur, kayak lilin dan gak enak banget dipake. Tapi saya tahan-tahan aja. Yang penting gaya.
Terus baru-baru lagi saya mulai banyak liat review Just Miss dari beauty blogger/vlogger ngetop yang bikin saya bertanya-tanya. Lah bukannya ini merk abal? Setelah googling sana sini saya baru tahu kalo Just Miss sendiri adalah produk buatan Indonesia, udah ada web resminya pula. Poin terakhir ini bagi saya kayak semacam indikasi kuat bahwa sebuah produk itu abal atau bukan.
Berhubung pengalaman saya yang ga enak dengan lipstik Just Miss pertama dulu, saya ga minat untuk nyobain atau beli. Tapi pas tau kalo mereka juga launch matte lip cream-nya, lama-lama hati ini goyah juga. Jadi saya memberanikan diri beli dua variannya lewat web resmi.
Tampilan lip cream ini keliatan cukup 'wah' meskipun simpel. Botolnya agak pendek, terbuat dari plastik bening (atau kaca) dengan tutup hitam dop, lengkap dengan tulisan warna gold di tube-nya. Aplikatornya juga standar bentuk doe-foot. Lip cream ini ga ada segel plastik, tapi terdapat stiker berisi komposisi bahan dan nama shade-nya dibagian belakang tube. Selama kamu menemukan stiker ini ga robek, 99% bisa dipastikan produknya masih perawan. Oh ya, di stikernya itu kayak ada semacem robekan, jadi kalo kamu buka tutupnya, nama shade-nya gak akan hilang.
Ada 12 varian warna dari produk ini tapi yang saya beli cuma dua, Wild Wine dan Naked Fudge. Yang lain banyakan habis. Salah satu yang saya incer adalah Desert Rose, tapi ya itu tadi, ntek... Lagian saya udah kebanyakan lipstik, padahal bibir cuma satu. Eh, dua ding, atas ama bawah.
Konsistensi lipstik ini pas, gak terlalu cair atau kental. Kedua warna ini juga gampang banget diratainnya, pigmentasi oke, dan warnanya juga sesuai sama apa yang ada di tube. Untuk warna Naked Fudge saya juga ga masalah untuk meratakannya dalam sekali poles, padahal dia warna terang loh.
Produk ini butuh waktu yang lumayan lama sampai dia benar-benar mengering, tapi pas udah set dia akan berubah jadi dead matte, absolutely transfer proof. Ada aroma manisnya juga, kayak campuran blueberry dan vanilla. Gak mengganggu sih, malahan saya suka.
Lipstik ini lumayan awet saya pakai seharian. Walaupun pas saya pake makan sekali, bagian dalamnya keliatan agak memudar walau nggak banyak, jadi musti touch up lagi, terutama warna Wild Wine. Kalo Naked Fudge karena dia warna terang ya, jadi kalo terhapus gak akan pengaruh banyak. Kerennya lagi produk ini gak cracking di bibir dan rasanya juga nyaman. Walaupun begitu, di akhir hari ketika saya menghapus makeup, saya merasakan bibir sedikit mengering. Untuk menghapusnya juga gak perlu tenaga banyak, cukup digosok pake kapas dan makeup remover, sekali aja, langsung terhapus. Gak seperti lipstiknya La Splash (misalnya) yang perlu beberapa kali gosok baru terhapus.
Well, walaupun lipstik ini banyak kekurangannya, saya sih gak masalah dengan semua itu. Mikir juga sih, ini harganya cuma Rp. 35.000 (di web resmi) dengan isi 5 ml yang lumayan banyak loh. Produk lokal serupa aja banyak yang formulanya gak lebih bagus tapi dibandrol dengan harga yang lebih mahal. Apa saya akan beli lagi? Gak tauuuu.... hahaha, soalnya matte lip cream akhir-akhir ini banyak banget sih. Mungkin iya sih kalo saya khilaf, atau pas warna Desert Rose udah available lagi.
Berikut swatch dua warna ini di bibir. Maafkan muka saya. Di foto itu saya belom 40 hari selesai melahirkan. Lelah dan mengantuk karena banyak begadang. Dan sambil dandan saya juga diburu-buru oleh ulet sagu gemuk yang sebentar-sebentar menangis.
Naked Fudge adalah warna paling muda dari semua variannya. Yang ini bisa disebut coklat peach yang pucat banget. Di kulit saya yang NC20-25 warna ini keliatan samar, kayak gak pake lipstik, dan saya ragu buat yang punya warna kulit gelap akan menyukainya, karena akan terlihat sedikit pucat.
Wild Wine adalah warna merah hati, warm undertone, dan cocok untuk semua warna kulit. Dan satu poin penting yang sumpah keren banget: Wild Wine mengandung glitter kecil-kecil berwarna emas. Di foto kayak gak keliatan sih, tapi kalo di kehidupan nyata akan terlihat jelas. Atau coba kamu liat di foto swatch tangan, keliatan meskipun samar.