Raja dan Ratu bangga melihat putra mereka sedang menyelesaikan masalah. Mereka cukup senang, Pangeran telah berusaha membuktikan kemampuannya. Mereka menyimak setiap perkataan putranya. Pangeran melanjutkan dengan memperlihatkan bukti kejahatan yang dimaksud. Bukti pertama adalah sebuah boneka yang ditemukan oleh Putri Tan. Pangeran menjelaskan boneka tersebut adalah boneka yang dipergunakan oleh seseorang untuk menyakiti orang lain. Ratu Jasmine sangat terkejut melihat boneka itu berada di tangan Pangeran. Ia sedikit terhuyung, namun masih bisa mengendalikan dirinya. Dengan menahan kemarahan ia menatap tajam ke arah Putri Tan yang telah menipunya. Pangeran melanjutkan denagn bukti kedua, sebotol bubuk berwarna merah. Pangeran juga menjelaskan benda yang berada ditangannya. Sekarang giliran Putri Pakistan yang terkejut. Ia hampir jatuh pingsan namun dayang yang bersamanya segera menopang tubuhnya. Pangeran mengulur waktu, ia kemudian berkata, “ Adakah diantara kalian yang merasa memiliki kedua bukti ini?” Semuanya diam. “ Jika semuanya diam, maka aku akan menunjukkan bukti ke tiga.” Putri Pakistan bingung, mengapa bisa ada bukti ketiga? Pangeran mengeluarkan bangkai burung dan buah yang beracun. Putri Pakistan kesal, ternyata burung itulah yang memakan umpannya, pantas saja Cleoputri masih sehat. Seseorang kemudian bertanya. “ Bagaimana seekor burung yang telah mati bisa menjadi sebuah bukti Yang Mulia?” Pangeran menjelaskan, “ Burung ini mati setelah memakan buah yang telah dicuci dengan air racun. Ada seseorang yang berniat untuk meracuni salah seorang dari kandidat Permaisuri.” Semuanya terkejut.
Pangeran melanjutkan ucapannya, “ Bukti ke empat adalah Putri Jasmine yang sedang sekarat. Ia telah meminum racun mematikan yang tercampur dalam minumannya. Seseorang telah melakukan tindak kejahatan merencanakan pembunuhan terhadap Putri Jasmine.” Kali ini Putri Pakistan tidak sanggup lagi menahan tubuhnya sendiri, ia jatuh tersungkur di lantai istana. Ia kesal mengapa Pangeran bisa tau semua triknya. Ia teringat seseorang. Ya! Dayang yang berdiri di sebelahnya. Ia membatin , ‘ Kurang ajar! Kau mengkhianatiku!!! ‘ Dayang itu kemudian menoleh kebawah lalu berkata, “ Maafkan hamba Tuan Putri. “ Putri Pakistan mengepalkan tangannya, ia sangat marah.
Pangeran kemudian turun dari singgasananya, mendekati seseorang yang tersungkur itu dan berkata, “ Putri sekarang terimalah hukumanmu. Pengawal! Cepat seret Putri ini , masukkan ia kedalam penjara bawah tanah!.” “ Baik Pangeran.” Putri Pakistan meronta” memohon ampun, “ Maafkan hamba yang Mulia, ampuni hamba. Ibu ratu mohon maafkan hamba…” Ia terus memohon dan meronta”. Ibu Ratu Jasmine ikut memaki Putri Pakistan, “ Kau!!! Tunggu pembalasanku. Kau telah mencelakai putri kesayanganku!! “ Putri Pakistan berlalu dari pandangan, sekarang giliran Ibu Ratu Jasmine. Dengan masih ingin memaki, Ibu Ratu Jasmine dikejutkan oleh perkataan Pangeran mengenai bukti kelima, “ Permasalahan ini belumlah selesai. Masih ada satu bukti lagi.” Pangeran mengeluarkan bubuk putih yang diberikan Ratu Jasmine untuk Putri Tan. Pangeran menjelaskan kegunaan dari bubuk itu, “ Seseorang mengatakan jika korban meminum bubuk ini dengan campuran secangkir teh maka korban tidak mengalami apapun. Namun reaksi dari bubuk ini akan menjadi pemicu kematian korban secara pelan-pelan. Jadi, orang tersebut ingin membunuh Putri Tan dengan alibi Putri Tan mengalami sakit keras. “ Ratu sungguh terkejut dengan penjelasan Putranya. Hal ini sama dengan perencanaan pembunuhan.
Kemudian Ratu berkata, “ Putraku segera kau jatuhkan hukuman mati kepada orang tersebut.” “ Iya Ibunda. Mamang hal itulah yang Andanda akan lakukan.” Ratu Jasmine melotot kearah Pangeran lalu berkata, “ Kau! Apakah kau ingin menuduhku?! “ Pangeran kemudian balik bertanya, “ Apakah Anda merasa bahwa orang tersebut adalah diri Anda sendiri? Jika bukan, mengapa hal itu membuat Anda terusik?” Semua orang melihat ke arah Ratu Jasmine. Pangeran melanjutkan ucapannya, “ Aku tidak menuduh siapapun. Aku memerlukan kejujuran dari orang tersebut untuk mengakui kesalahannya.” Kemudian seseorang bertanya, “ Pangeran, jika Anda tidak menuduh apakah Anda memiliki saksi dari setiap kejadian tersebut?” Pangeran menjawab pertanyaan itu, ia menunjukkan beberapa orang saksi mata yang melihat langsung setiap kejadian. “ Saksi pertama adalah dayang penasehat Ratu. Ia melihat Putri Pakistan menjatuhkan bubuk berwarna merah itu. Lalu saksi kedua adalah dayang dari Ratu Jasmine. Ia mendengar penjelasan Penasehat Ratu Jasmine mengenai bubuk putih yang ia racik untuk Putri Tan. Masih ingin saksi yang lainnya?” “ Sudah cukup Pangeran. Hal ini sudah cukup membuktikan mereka bersalah.”
Mendengar penjelasan Pangeran, Ratu Jasmine menoleh ke arah dayangnya yang telah selesai merawat putrinya. Putri Jasmine tengah tertidur. Dayang itu berdiri di samping Cleoputri. Hal ini semakin membuatnya marah. Ia menggeram menahan amarahnya. Ia menatap tajam ke arah dayang itu dan berkata dengan keras, “ Kurang Ajar kau!!! Ternyata kau berkhianat!!! Aku susah payah memungutmu dari sungai, memberimu makan dan kepercayaan. Tapi kau berkhianat padaku!” Ratu Jasmine tertawa sangat keras, ia terus tertawa lalu berkata, “ Kalian tidak akan bisa menyentuhku. Aku adalah penguasa. Siapapun tidak ada yang berani berhadapan denganku. Memang benar aku akui, memang akulah pelaku kejahatan pembunuhan itu. Hanya seorang Putri Tiongkok tak berarti nyawanya bagiku. Permaisuri dan Raja telah mati ditanganku. Hahahahahahahahahaha…. “ Semuanya tidak percaya, seorang Ratu bisa sangat kejam demi mencapai keinginannya. Ia kemudian melanjutkan, “ Pangeran! Sedari awal kau telah menghina martabatku. Aku benci padamu. Kau Harus mati ditanganku!” Segera seluruh pengawal kerajaan bersiaga mengamankan Pangeran, Raja dan Ratu. Pangeran kemudian memerintahkan pengawal menyeret Ratu Jasmine ke penjara. Namun disaat pengawal ingin memaksa Ratu untuk ikut serta, Penasehat Ratu tiba. Ia mengayunkan tongkat sihirnya. Hal itu membuat seluruh orang yang hadir menjadi patung. Kemudian ia bersama Ratu melarikan diri. Ia menggendong patung Ratu. Karena sangat berat, lalu ia menggunakan gerobak yang ia temukan untuk membawa patung Ratu. Penasehat meninggalkan Putri Jasmine. Ia akan membawanya nanti setelah keadaan menjadi aman. Setelah berada diluar istana, ia mengayunkan tongkatnya lagi. Ratu Jasmine kembali ke wujudnya semula. Ia bertanya dimana putrinya, “ Putriku dimana? Kau tinggalkan ia disana?” “ Yang Mulia, tenanglah, Tuan Putri aman berada disana. Sihir hamba bekerja sampai malam tiba. Nanti malam hamba akan menjemput Tuan Putri. Sekarang kita harus mencari tempat untuk bersembunyi sebelum pengawal” kerajaan menemukan kita.” Mereka menyamar sebagai rakyat jelata.
Sementara itu, Penasehat Ratu terkejut melihat semua orang menjadi patung. Ia kemudian mencari jalan keluar dengan menggunakan kekuatannya ia membebaskan semua orang dari pengaruh sihir Penasehat Ratu Jasmine. Setelah semuanya sadar, mereka menyadari Ratu Jasmine telah melarikan diri. Pangeran memerintahkan seluruh pengawal mencarinya ke pelosok kota. Kemudian mereka teringat Putri Jasmine, ia masih terbaring di tempat tidurnya. Pangeran beserta Putri Tan dan Cleoputri juga yang Mulia Raja dan Ratu menemuinya. Setiba dikamar tersebut, mereka iba melihat kondisi Putri Jasmine. Ratu kemudian memberi perintah kepada Penasehatnya untuk meracik obat penawar agar Putri Jasmine segera sembuh. “ Buatkan ramuan obat agar Putri Jasmine bisa kembali sehat.” “ Baik Yang Mulia.” Pangeran berpendapat lain, “ Ibu mengapa Ibu berbaik hati padanya? Ia telah mencoba membunuh temannya sesama putri.” Ratu menjelaskan, “ Putraku, jika kau telaah lebih jauh sesungguhnya Putri Jasmine tidaklah jahat. Ia hanya terpengaruh oleh Ibunya. Mungkin latar belakang kehidupannya menjadikan ia sangat manja dan egois. “ Pangeran mulai memahami penjelasan Ibu Ratu. Seseorang bisa menjadi jahat karena pengaruh dari orang yang ia cintai. “ Baiklah Ibu, Ananda akan mengampuni Putri Jasmine, tetapi tidak dengan Penasehat serta Ratu Jasmine. Mereka harus dihukum.” Ramuan penawarnya sudah siap, penasehat meminta dayang memberikan ramuan itu kepada Putri Jasmine. Perlahan ia berhasil pulih dari pengaruh racun tersebut. Ia bingung melihat semua orang berkumpul dikamarnya tetapi ia tidak melihat Ibu dan Penasehatnya. Kemudian ratu mendekatinya, menepuk-nepuk pundaknya sembari berkata, “ Jangan pikirkan hal yang lainnya. Pusatkan perhatinmu pada kesehatanmu. Masalah lain kita bicarakan setelah kau sehat.” Putri Jasmine bingung dengan perkataan Ratu. Namun ia menurut saja. Mereka membiarkan Putri Jasmine beristirahat. Mereka semua kelaur dari kamar itu. Kecuali Cleoputri. Ia ingin berbicara dengan Putri Jasmine.
Putri Jasmine masih saja angkuh. “ Apa yang kau lakukan disini? Keluar dari kamarku!” “ Aku akan keluar setelah aku mengatakan hal ini padamu.” “ Apa yang kau bicarakan. Tidak ada hal yang perlu aku tau tentangmu.” “ Ini bukan tentangku, melainkan tentang Ratu, Ibumu. “ “ Ada apa dengan Ibuku? Dimana dia? Cepat katakan padaku!” “ Ibumu dan penasehatnya melarikan diri setelah Pangeran menyatakan ia bersalah. Kau pasti tau kesalahan apa yang Ratu perbuat. Pangeran hendak menjatuhkan hukuman penjara kepada Ratu, namun penasehatnya datang dan merubah kami menjadi patung. Ratu berhasil melarikan diri.” “ Jadi ibuku sudah berada diluar istana. Ia meninggalkanku disini!” Cleoputri menambahkan, “ Ratu dan Pangeran tidak akan menghukummu karena masalah ini, mereka telah mengampunimu. Bahkan Ratu lah yang telah memerintahkan penasehatnya untuk menyembuhkanmu dari racun yang kau minum.” Putri Jasmine terdiam. Cleoputri melanjutkan lagi , “ Tinggalkanlah keangkuhanmu, jadilah saudaraku yang baik. Aku sama sekali tidak ingin berebut denganmu. Pengalaman selama berada di istana ini telah memberi pelajaran berharga untukku. Mari kita pulang ke rumah, memulainya lagi dari awal. “ Setelah mengatakan hal tersebut Cleoputri meninggalkan Putri Jasmine dikamarnya sendirian. Di dalam kamar Putri Jasmine merenungkan kembali ucapan Cleoputri. Pangeran mengampuniku. Ratu juga menyelamatkan nyawaku. Aku bersalah.. huhuhuhuhuuuuuhuuuu… “ Ibu, ibu memasukkanku kedalam lingkaran ini, sekarang ibu pergi meninggalkanku disini. Ibu kau jahat padaku… “
Putri Jasmine mengusap air matanya, ia bergegas pergi ke kamar Ratu, ia ingin berterima kasih. Di dalam kamar Ratu telah berkumpul beberapa orang yang juga ingin berpamitan . Putri Jasmine masuk, kemudian ia bersujud, “ Yang Mulia, terima kasih Anda telah menyelamatkan nyawa hamba. Selama ini hamba telah berdosa, hamba menghalalkan segala cara untuk memperoleh yang hamba inginkan. Keserakahan membuat hamba melupakan ketulusan setiap orang yang hamba temui.” “ Berdirilah Putri, aku memaafkan kesalahanmu.” Kemudian Cleoputri memohon ijin untuk kembali ke istananya, “ Yang Mulia, terima kasih atas kebaikan Anda selama hamba berada di dalam istana ini. Hamba mohon diri, hamba akan kembali ke istana hamba.” “ Baiklah Putri, tetapi apakah kau tidak ingin mengatakan sesuatu kepada Pangeran?” Cleoputri menoleh ke arah Pangeran, “ Pangeran, hamba ucapkan terima kasih telah melindungi hamba. Hamba bersyukur bisa mengenal sosok Anda. Dan pengalaman ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga. Hamba akan mengingat Anda selamanya.” Pangeran menjawab, “ Putri, berhati-hatilah diperjalanan.” Saat Cleoputri hendak beranjak Putri Jasmine memegang tangannya, “ Tunggu! Aku akan ikut denganmu. Kita pulang ke istana bersama-sama.” Cleoputri mengangguk.
Putri Tan juga akan berpamitan. “ Yang Mulia, karena semuanya telah memutuskan untuk pulang, hamba juga akan kembali ke istana. “ Pangeran mencegahnya, “ Putri, kau yakin akan pulang?” “ Iya Pangeran. Menghindari masalah tidaklah menyelesaikan masalah itu. Hamba akan menghadapi Kaisar dan berkata jujur kepada beliau.” “ Baiklah jika itu sudah menjadi keputusanmu, aku tidak bisa memaksamu untuk tinggal di istana ini.” “ Pangeran, Anda bisa mengunjungi hamba di Tiongkok, hamba akan menyambut Anda dengan baik.” “ Hahahahahahahaaa….. baiklah kupegang janjimu. Berhati-hatilah diperjalanan.” Di dalam kamar Ratu hanya tersisa satu orang, yaitu dayang Ratu Jasmine yang akan menerima hadiah dari Pangeran karena usahanya membantu mengungkap kejahatan.
“ Dayang, sesuai janjiku kepadamu aku akan menjadikanmu pelayan pribadiku. Berusahalah dengan baik melayaniku karena akan ada kemungkinan aku akan menjadikanmu permaisuriku. Tapi kau jangan berharap banyak, aku akan terus memantau tingkah lakumu. Kau paham?” “ Iya Pangeran, hamba mengerti.” Dengan hati berbunga-bunga dayang itu bernyanyi sepanjang koridor istana. Akhirnya impiannya akan segera terwujud. Ia harus berusaha yang terbaik. Dalam hatinya ia mengucapkan terima kasih kepada Putri Tan dan Cleoputri.
Di gerbang istana, 3 putri bertemu untuk terakhir kalinya. Mereka saling tersenyum. Putri Tan mengatakan , “ Akhirnya semua ini berlalu. “ Cleoputri melanjutkan, “ Ya, semuanya berakhir bahagia, walaupun tidak mendapatkan yang diinginkan setidaknya kita tidak mengorbankan yang menjadi milik kita. “ Putri Jasmine ikut menambahkan, “ Kita akan bertemu lagi di lain kesempatan.”
Mereka berpisah di gerbang istana menuju jalannya masing-masing.
-TAMAT-